Saturday, June 25, 2016

Ramadhan pergi disaat kita masih merinduinya...

Assalamualaikum dan salam sejahtera...

Sidang pembaca sekalian...saat tinta ini ditulis, hati seakan menangis dan sedih kerana ramdhan bakal pergi meninggalkan kita disaat kita masih rindukanya dan belum lagi puas kita berada didalamnya...perginya ramdhan ini maka akan pergi sekali kelebihan yang ALLAH kurniakan pada bulan ini, yang tidak mungkin ada pada bulan yang lain. Sedara atau tidak kita sudah berada di penghujung ramadhan yang mana rata rata kita sedang sibuk mempersiapkan diri dan keluarga bagi menyambut syawal yang bakal tiba. Tidak salag kita menyambut dan meraikan syawal yang bakal tiba, tetapi kita masih berada dalam bulan ramadhan dan kita perlu terus memperbanyakkan amalan kita, Sesungguhnya, apakah kita sedar pada malam malam terakhir inilah kita disarankan untuk terus melipatgandakan lagi amalan kita, Sepertimana yang disebutkan oleh baginda Nabi S.A.W kepada kita bahawa pada 10 malam terakhir inilah akan adanya malam seribu bulan iaitu malam lailatu qadr. Apakah kita tidak mahu meraih akan malam ini yang mana disebut sebagai malam 1000 malam, Maka marilah kita bersama-sama teruskan amalan kita dan memperbanykkan amalan kita. Jangan kita turutkan hawa nafsu kita untuk melupakan malam malam yang bahagia ini. Marilah kita sama sama beriktikaf di masjid masjid kita, Bangun ditengah malam memhon ampun kepada ALLAH. Dengan itu, ALLAH akan mengampunkan segala dosa kita dan mengurniakan malam lailatul qadr yang diharapkan oleh orang yang beriman. Janganlah kita ketinggalan dalam meraih keampunan ALLAH. Rebutlah peluang yang ALLAH berikan kepada kita. Marilah kita sama sama mengimarahkan masjid masjid pada sepuluh malam terakhir ini. Moga ALLAH mengampunkan segala dosa dan mengurniakan rahmatnya buat kita. Amin Ya Rabb...

Thursday, June 9, 2016

Ramadhan...Bulan yang dinantikan...

Assalamualaikum dan salam sejahtera...

Alhamdulillah, syukur kepada ALLAh atas kesempatan yang diberikan kepada kita kerana kita masih lagi sempat untuk terus melakukan ibadah puasa pada tahun ini. Kita seharusnya bersyukur diatas kesempatan yang ALLAH berikan kepada kita kerana ada setengah daripada kita tidak dapat melakukan ibadah puasa kerana keuzuran ataupun telah pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Sesungguhnya kita hari ini diberi dengan segala macam nikmat yang tidak terhingga banyaknya dan berapa banyak diantara kita yang bersyukur dengan nikmat yang ALLAH kurniakan kepada kita. Semoga dengan kehadiran ramadhan kali ini dapat memberikan impak yang berkesan dalam kehidupan kita. Ramadhan yang kita semua sedia maklum merupakan satu bulan rahmat yang n ALLAh berikan kepada kita yang mana pada bulan ramadhan inilah kita disarankan supaya memperbanyakkan ibadat kepada ALLAH. Ramdahan juga dikenali sebagai bulan ibadat. Dapat kita lihat bahawa kesemua kita pada bulan ramadhan berlumba-lumba dalam melakukan ibadat. Maka amat banyaklah keistimewaan bulan ramadhan yang telah diberikan ALLAH kepada keselluruhan hambanya. Terpulanglah kepada kita samaada nak mengambilnya secara baik ataupun sebaliknya. Sesungguhnya ALLAH mengkhususkan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung dan keistimewaan yang banyak. ALLAH berfirman yang bermaksud : 


(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (Al-Baqarah : 185).



Di dalam ayat yang mulia ini, ALLAH menyebutkan dua Keistimewaan bulan Ramadhan yang agung, iaitu:
Pertama, diturunkannya Al-Qur’an di dalam bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dengan kitab ini (Al Quran), ALLAH memperlihatkan kepada mereka kebenaran (al-haq) dari kebatilan.  Kitab yang di dalamnya terkandung kemaslahatan (kebaikan) dan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia, serta keselamatan di dunia dan di akhirat.
Kedua, diwajibkannya berpuasa di bulan tersebut kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika ALLAH memerintahkan hal tersebut dalam firman-Nya yang bermaksud,” Kerana itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” ( Al-Baqarah: 185)
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam [1], di antara kewajiban yang ALLAH wajibkan, dan telah diketahui dengan pasti bahwa puasa Ramadhan adalah bahagian dari agama, serta berdasarkan kesepakatan (ijma’) ulama'. Barangsiapa yang mengingkarinya (kewajiban puasa Ramadhan), maka dia telah kafir.
Sesungguhnya siapa-siapa yang berada di tempatnya samaada bermukim atau tidak dan sihat walafiat tanpa ada keuzuran yang dibenarkan oleh syarak', maka wajiblah dia menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman ALLAH yang bermaksud,” Kerana itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (Al-Baqarah: 185) Dan barangsiapa yang bermusafir atau sakit yang dibenarkan oleha syarak, maka wajib baginya mengganti puasa di bulan yang lain, sebagaimana firman ALLAH  yang bermaksud, “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (Al-Baqarah: 185)
Di sini jelaslah bahawa tidak ada keringanan untuk tidak berpuasa di bulan tersebut, baik dengan menunaikannya di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan kecuali bagi orang yang sudah tua atau orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Kedua kelompok tersebut tidaklah mampu berpuasa, baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan. Bagi keduanya terdapat hukum lain yang perlu kita pelajari lagi di kulaih atau majlis ilmu yang berdekatan di masjid ataupun disuarau. Tidaklah dapat saya jelaskan secara meneyluruh akan hukumnya. Insyaallah, semoga ALLAH memberi kesempatan atas saya untuk menghuraikan dan menjelaskan kepada semua pembaca yang budiman. 
Dan termasuk di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu” [2]
Hadits ini menunjukkan atas keistimewaan yang agung dari bulan yang penuh berkah ini, iaitu,
Pertama, dibukanya pintu-pintu surga di bulan Ramadhan. Hal ini kerana banyaknya amal soleh yang disyariatkan di bulan tersebut yang menyebabkan masuknya seseorang ke dalam syurga. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan” (An-Nahl: 32).
Kedua, ditutupnya pintu-pintu neraka pada bulan ini, disebabkan oleh sedikitnya maksiat yang dapat memasukkan kita ke dalam neraka, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39)
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)” (An-Nazi’at: 37-39).
Dan juga firman Allah Ta’ala,
وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya baginyalah neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya” (Al Jin : 23).
Ketiga, iblis dan syaitan dibelenggu di bulan Ramadhan. Syaitan tidak mampu untuk menggoda (menyesatkan) manusia, menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan, atau memalingkan manusia dari amal soleh, sebagaimana yang syaitan lakukan di selain bulan Ramadhan. Tercegahnya manusia -di bulan yang penuh berkah ini- dari melakukan berbagai hal yang keji merupakan rahmat untuk kaum muslimin, sehingga mereka pun memiliki kesempatan untuk mengerjakan berbagai amal kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka.
Dan termasuk dalam keutamaan bulan yang penuh berkah ini adalah dilipatgandakannya amal kebaikan di dalamnya. Diriwayatkan bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Satu amal wajib yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Barangsiapa yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala oarang yang berpuasa tersebut sedikit pun.
Semua kebaikan, berkah, dan anugerah ini diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini. Oleh kerana itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan ini dengan kegembiraan dan keceriaan, memuji ALLAH yang telah mempertemukannya (dengan bulan Ramadhan), dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk dapat berpuasa dan mengerjakan berbagai amal soleh di bulan Ramadhan.
Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan yang agung dan mulia, bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Kami memohon kepada ALLAH Ta’ala untuk menganugerahkan keberkahan bulan Ramadhan kepada kami. [3]
Catatan kaki:
[1] Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima perkara, (1) syahadat bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; (2) mendirikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) berhaji; dan (5) puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 7 dan Muslim no. 16)
[2] HR. Bukhari no. 1898, 1899 dan Muslim no. 1079.
[3] Diterjemahkan dari: Ittihaaf Ahlil Imaan bi Duruusi Syahri Ramadhan, karya Syaikh Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Daar ‘Ashimah Riyadh KSA, cetakan ke dua, tahun 1422, hal. 135-137.
Susunan dan Olahan semula Oleh ~iNSan BiaSA~